MEMBANGUN KESADARAN DARI DIRI SENDIRI

Ilustrasi: Dokumen mukim Ramadhan kelas 5 Ta. 2016-2017

Oleh: Ust. Rahmad Zulfadli, S.Pd.I

Akhir-akhir ini melihat permasalahan umat semakin rumit dari berbagai sisi, secara ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan terjadi penurunan kualitas dan kwantitas semuanya di sebabkan karena masyarakat belum menyadari berapa pentingnya membangun kesadaran dari diri sendiri. Sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan sesama umat untuk saling menyalahan satu pihak dengan pihak yang lainnya.

Mari kita berfikir cedas sebuah negara atau wilayah akan maju saat semua lembaga-lembaga, instansi-instansi, masyarakat yang ada dalam negara atau wilayah tersebut mulai merenungkan untuk membenahi dari dalam diri masing-masing sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Yang terutama harus dibenahi adalah kualitas keimanan individual, apabila keimanannya sudah sesuai dengan aturan syariat maka akan terjadi peningkatan kualitas di semua bidang. 

Dengan keimanan yang bagus menyebabkan seseorang menjadi disiplin, teratur, teliti dan lain sebagainya. Karena islam telah mengatur semua hal yang berhubungan di dalam dunia ini dari yang amat kecil sampai hal yang amat besar, tugas kita hari ini bagaimana cara mensosialisasikan kepada semua masyarakat agar mau menumbuhkan rasa untuk membangkitkan semangat membangun kesadaran dalam diri masing-masing.

Jikalau kita memandang islam sebuah ajaran yang bersumber dari Al-Quran dan hadits memberikan tuntunan tentang bagaimana membangun komunikasi dengan Tuhan lewat ibadah ritual seperti zikir yang harus dilakukan setiap saat sebagaimana ketika kita melaksanakan shalat, puasa, zakat dan haji. Al-Quran memberikan tuntunan hidup agar kehidupan manusia dipenuhi oleh suasana berkeadilan, kejujuran, kesetaraan, dan kesamaan, keharusan berpeduli kepada anak yatim, orang miskin, dan orang yang tertindas.

Islam juga mengajarkan keseimbangan dalam mengelola harta benda dengan mendistribusikan kepada orang lain dengan tetap tidak melupakan nasib sendiri, selalu bersyukur atas nikmat Allah dan karunia Allah SWT, sabar, selalu menjaga hawa nafsu, memperkukuh silaturrahmi, menjauhi tingkah laku yang merusak. Islam juga menganjarkan agar umatnya mengembangkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya dan diperintahkan untuk berfikir tentang ciptaanNYA pada lingkungan yang tidak terbatas. Hanya zat Allah yang diberikan sinyal untuk tidak dijamah oleh pikiran manusia.

Al-Quran juga mengajarkan tentang keselamatan melalui konsep iman, amal shaleh, dan akhlak mulia. Islam juga mengajarkan untuk memelihara agama, akal, keturunan, jiwa, dan harta benda. Selain itu juga memberikan ajaran mulia dan luhur yang tidak mungkin kita sebutkan satu persatu pada tulisan yang terbatas ini.

Namun hari ini realitanya adalah umat islam masih tertinggal dari umat yang lainnya. Dari sisi ekonomi, pendidikan, pengelolaan lingkungan hidup, politik, sosial, dan budaya. Pertanyaan yang selalu diajukan adalah mengapa hal itu semua terjadi. Jawabannya tentu tidak tunggal, tetapi banyak variabel dapat digunakan untuk menjelaskannya. Disini kita akan coba lihat dari aspek bagaimana pemahaman umat islam terhadap ajaran agamanya. Menurut pengamatan penulis, Islam lebih banyak hanya dipahami dari aspek spiritualnya.

Alhamdulillah hari ini anda adalah sebagai santri di lembaga pendidikan Al-Mujaddid, sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan kepada seluruh santrinya, islam itu bukan hanya sebatas ibadah spiritual saja namun seluruh aspek yang ada dalam kihidupan ini harus di implimentasikan berdasarkan ajaran islam. Terlihat jelas dari sistem yang ada dalam Pesantren Terpadu Al-Mujaddid, baik itu dari kegiatan-kegiatan, misalnya olahraga, bela diri, kursus kaligrafi, pramuka, kursus bahasa, berorganisasi, kursus musik, dan lain-lain. Semua ini dilaksanakan dengan tujuan mempersiapkan kader umat agar suatu hari kelak mampu mengatasi permasalahan umat yang selama ini terus terjadi perdebatan yang panjang.

Tatkala suatu hari nanti mereka yang sudah lulus dari lembaga pendidikan ini menjadi seseorang ilmuan, pengusaha, pedangang, politisi, ulama, pendidik, polisi, dokter, jaksa, dan profesi-profesi yang lainnya. Berangkat dengan mengucap Basmallah dan mengakhiri kerja dengan hamdallah, bekerja dengan penuh tanggung jawab, keiklasan, ketulusan, kejujuran, kesabaran, serta profesional agar tidak ada yang dirugikan. Di sela-sela bekerja tatkala masuk waktu shalat, tatkala adzan dikumandangkan segera berhenti memenuhi panggilan shalat berjama’ah dan seterusnya. Suasana kehidupan saling mengenal secara mendalam, saling kasih sayang antar-sesama, saling menghargai dan membantu, semua itu dilakukan untuk membangun kehidupan yang damai, sejahtera, dan menyelamatkan dalam rangka menuju ridha Allah swt.

Saya yakin, jika kehidupan ini sudah diwarnai oleh nilai-nilai sebagaimana yang ditawarkan Al-Quran dan hadits itu, maka berbagai problem umat ini dapat terselesaikan dengan sendirinya. Akan tetapi pertanyaan besar yang ada didepan kita adalah, bagaimana mewujudkan keadaan yang amat ideal itu. Nabi Muhammad saw berikan tuntunan dengan sabdanya, ibda’ binafsika (mulailah dari dirimu sendiri). Untuk mengubah masyarakat dimanapun dan kapanpun harus dimulai dari siapa saja yang memiliki ide perubahan itu. Oleh karena itu, jika kita sebagai seorang muslim mengiginkan nilai-nilai Al-Quran dan tauladan nabi Muhammad yang kita cintai mewarnai kehidupan keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat kita, lembaga kita, maka tidak ada cara lain, kecuali kita mulai membangun kesadaran dari diri kita sendiri.




0 Komentar