Sebelumnya panitia sempat khawatir dengan cuaca karena di pagi dan siang hari sempat turun hujan mengguyur bumi Al-Mujaddid. Namun itu tidak menyurutkan semangat para guru dan santri yang bahu-membahu mensukseksan acara yang sudah dipersiapkan selama satu bulan.
Riuh ramai dan tepukan para penonton menambah semarak penampilan para santri sejak acara dimulai pada pukul 20:45 WIB. Diawali dengan penampilan rebana santriwati kelas 1 yang membawakan 3 lagu, kemudian tari ranup lam puan, dan disusul dengan acara-acara yang lain.
Diantara acara yang paling banyak mendapatkan atensi dan apresiasi penonton adalah silat, tari saman, rapa’i, drama tragedi, drama kabaret, dan Al-Mujaddid “mini band” yang berhasil mengocok perut penonton karena lucunya. Namun secara keseluruhan penampilan-penampilan yang lain juga maksimal. Bahkan para penonton dibuat tidak bisa meninggalkan tempat duduknya karena tidak ada jeda antara acara, semuanya simultan.
Dalam sambutannya, Pimpinan Pesantren Terpadu Al-Mujaddid, Ustadz Irsalullah Yusuf, S. Th. I menjelaskan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai sarana pendidikan. Karena Pentas Seni sarat dengan pendidikan mental, kepemimpinan, pengorbanan, ukhuwah, dan lain sebagainya. Selain itu juga, Pentas Seni menjadi barometer pesantren dalam melihat hasil pendidikannya. Di dalamnya ditampilkan berbagai acara yang mewakili aktifitas pesantren. Dan yang paling penting sebagai perwujudan rasa syukur (tahadduts binni’mah) atas segala SDA dan SDM yang dimiliki pesantren, baik guru dan para santrinya.
Tepat pukul 24:00 WIB acara pun berakhir sesuai dengan yang diagendakan. Diakhiri dengan penampilan “Al-Mujaddid Mini Band”. Namun banyak dari penonton yang masih belum beranjak dari tempat duduknya seakan-akan mengatakan: “Masih kurang, lanjut!”
bagus kan? ayo komen
0 Komentar