Lima Anak Tangga

Oleh: Ust. Rahmad Zulfadli, S.Pd.I

Pada suatu hari ada lima orang sahabat yang lagi duduk di sebuah tangga masjid pondok pesantren tempat mereka menuntut ilmu sambil berbincang-bincang mengenai masa depan yang mereka impikan untuk dirinya sekaligus juga memiliki keinginan bersama setelah mereka selesai dari tempat mereka menuntut ilmu, apa yang harus mereka berikan atau mereka perjuangkan untuk pondok yang telah mendidik, membesarkan, serta banyak hal yang mereka dapatkan di pondok tersebut .

Kelima sahabat tersebut lahir dari berbagai latar belakang yang berbeda serta memiliki skill yang berbeda pula, di tangga mesjid itu mereka mengucapkan impiannya serta membuat janji sesama “dimana saat kita telah selesai dari pondok ini, kita berpisah untuk berjuang namun perpisahan bukanlah perceraian persahabatan kita, perpisahan ini adalah awal untuk kita mencapai kesuksesan kita bersamaan, setelah kita meraih kesuksesan mari kita kembali untuk melanjutkan perjuangan di pondok tercinta ini”.   Salah seorang dari mereka kembali mengingatkan pesan yang selalu di sampaikan oleh para pendidiknya “pondok perlu dibantu, dibina, dan diperjuangkan”. Pesan itu yang selalu tergiang dalam fikiran serta menjadi motivasi terbesar bagi lima sahabat tersebut untuk tidak berhenti berjuang demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Setalah diwisudakan di pondok tersebut, kelima sahabat itu melanjutkan kuliah di berbagai jurusan yang berbeda. Brow nama sapaan salah seorang di antara lima sahabat itu melanjutkan kuliah di Unsyiah jurusan Agrobisnis pertanian, tiga orang melanjutkan kuliah di UIN Ar-Raniry, Frank di jurusan Tafsir hadist, Sunan di jurusan Bahasa Arab, Pande di jurusan Kimia, seorang sahabat lagi yang akrab di sapa Bekong kuliah di Abuyatama jurasan Informatika.

Banyak kisah-kisah dalam perjalanan lima sahabat tersebut yang tak bisa mereka lupakan dari setiap sahabat itu ada kisah perjuang yang indah bercampur luka demi untuk menggapai apa yang diimpikan, Brow adalah sosok pejuang yang hebat dalam menuntut ilmu, ia rela melakukan pekerjaan apa saja untuk menompangi biaya kuliahnya mulai dari seorang tukang ojek sampai menjadi seorang penjual gorengan di kaki lima. Terlebih lagi setelah ayahnya kembali kepada Rabbi dia tetap berjuang untuk kuliah dan berjuang supaya adik-adiknya bisa merasakan manisnya pendidikan.

Sesosok seorang sahabat mereka yang sering disapa Bekong akhirnya harus mengakhiri bangku kuliahnya ada suatu problem yang harus di selesaikan, bekong hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya sudah kembali kepada Rabbi saat tsunami aceh dulu. Frank juga mengakhiri kuliahnya tanpa diketahui penyebab pastinya, padahal farank memiliki potensi yang besar karena orang tuanya memiliki kemampuan untuk membiayai kuliahnya, namun sahabat-sahabatnya telah menasehati dirinya serta sahabatnya juga mendoakan semoga pilihan frank itu adalah pilihan terbaik untuk dirinya.


Hari ini kelima sahabat itu sudah berada dipintu awal kesuksesan mereka, Bekong merantau ke pulau jawa untuk membuka mata serta untuk bangkit kembali dari jatuh di tanah kelahirannya, dia disana bekerja di sebuah warung nasi. Semoga setelah dia mengumpulkan biaya kembali bisa melanjutkan kuliah sehingga bisa tercapai apa yang di impikannya. Dua orang sahabatnya Sunan dan Pande setelah selesai kuliah kembali ke pondok untuk mengabdikan diri mereka untuk mendidik generasi bangsa agar menjadi generasi qur’ani yang bermanfaat untuk agama dan bangsa ini. Frank sekarang merantau ke Malaysia untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang pengusaha hebat, seorang sahabat lagi sedang menyelesaikan tugas akhir kulianya, kita doakan semoga cepat selesai dan bergabung bersama sahabatnya yang lain untuk berjuang demi ummat.

bagus kan? ayo komen

0 Komentar